Kisah Pendeta dan Anaknya
Di Afrika ada seorang pendeta dari salah satu lembaga misionaris
Di Afrika ada seorang pendeta
dari salah satu lembaga misionaris
yang selalu mengelilingi dari
kampung ke kampung dan dari
satu kota ke kota yang lain. Dia
berbaur dengan orang-orang
Islam, mendekati, dan menarik
simpati mereka. Ia mempunyai
seorang anak lelaki berusia
mendekati lima belas tahun.
Anak itu sering beserta ayahnya
ke gereja, dan ia mengamati
bahwa kebaktian disana secara
garis besar terbagi menjadi dua,
yaitu kebaktian khusus orang kulit
putih dan kebaktian khusus kulit
hitam, berikut pendetanya.
Pada suatu hari si anak bertanya
kepada bapanya, "Apakah orang-
orang hitam punya Tuhan sendiri,
dan orang-orang putih punya
Tuhan sendiri?" Sang bapak balik
balik bertanya, "Mengapa engkau
menanyakan hal itu?" Pemuda itu
menjawab, "Saya ingin mendapat
keyakinan. Sebenarnya Tuhan itu
satu atau dua!"
Suatu hari pemuda tersebut
berjalan-jalan dan menjumpai
suatu masjid, ketika kaum
muslimin tengah menunaikan
solat, mereka ruku' dan sujud.
Dia terpana ketika melihat banyak
orang kulit putih di tengah-
tengah mereka. Mereka bergaul
dengan akrab dan penuh cinta
kasih. Ia pun masuk ke dalam
masjid, duduk bersama,
berkenalan, bahkan menyatu
bersama mereka. la selalu
menemui mereka sepanjang
situasi dan keadaannya
memungkinkan. Tak jarang ia
melihat musafir, kadang berkulit
coklat, kadang china, kadang dari
india berkulit keling pun ikut
berbaur dalam barisan shalat lalu
pergi meneruskan perjalanannya.
Suatu ketika, ayahnya mengetahui
hal tersebut. Maka anaknya
berkata, "Sekarang saya yakin
bahawa Zat yang menyatukan
orang kulit putih dan kulit hitam
adalah Tuhan Yang Satu dan
yang membimbing manusia
kepada Allah Yang Maha Esa itu
adalah Muhammad Rasulullah."
Tahulah pendeta itu bahawa
anaknya telah masuk Islam.
Demikianlah, sekiranya manusia
diberi kebebasan berfikir, tentu
mereka akan kembali pada
kendali fitrahnya dan menjadi
orang-orang Islam. Biarkan aku
hidup bersama suara hati dan inti
jiwaku sendiri.
QS.49 Hujuraat:13 ,,,
Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu...
(Bukan kulit hitam/putih, bukan
wajah tampan/cantik, bukan
Kaya/Miskin, bukan bukan
bangsawan/jelata)
Rasulullah Muhammad ﷺ
bersabda:
Seorang muslim adalah saudara
bagi muslim lainnya. HR.Bukhari
Muslim
di kutip dari DUNIA ISLAM ONLINE
←kembali→